Kehendak Allah Terhadap Hidayah dan Kesesatan
Bersama Pemateri :
Ustadz Muhammad Nur Ihsan
Kehendak Allah Terhadap Hidayah dan Kesesatan merupakan rekaman kajian Islam yang disampaikan oleh: Ustadz Dr. Muhammad Nur Ihsan, M.A. dalam pembahasan Syarah Aqidah Thahawiyah karya Imam Ath-Thahawi rahimahullah. Kajian ini disampaikan pada 8 Rabbi’ul Awwal 1440 H / 16 November 2018 M.
Status Program Kajian Kitab Syarah Aqidah Thahawiyah
Status program Kajian Syarah Aqidah Thahawiyah: AKTIF. Mari simak program kajian ilmiah ini di Radio Rodja 756AM dan Rodja TV setiap Jum`at pagi, pukul 06:00 - 07:30 WIB.
Download kajian sebelumnya: Luasnya Ilmu Allah
Kajian Tentang Kehendak Allah Terhadap Hidayah dan Kesesatan – Syarah Aqidah Thahawiyah
Allah memberikan hidayah bagi siapa saja yang Dia kehendaki, memberikan perlindungan dan juga keselamatan sebagai suatu karunia dan menyesatkan siapa yang dikehendaki oleh Allah dan menghinakannya, memberikan cobaan sebagai bentuk keadilan bagi Allah. Semua makhluk senantiasa berada pada masyi’ah Allah. Allah Maha Tinggi, Maha Suci dari lawan-lawan dan tandingan-tandinganNya. Tidak ada yang dapat menolak ketentuan Allah, tidak ada yang menunda keputusan Allah, tidak ada yang dapat mengalahkan perintahNya, kita semua mengimani semua hal itu dan kita juga meyakini bahwa segalanya dari sisi Allah subhanahu wa ta’ala.
Pembahasan ini berkaitan dengan salah satu prinsip ahlussunnah wal jama’ah yang berkaitan dengan takdir. Aqidah ahlussunnah wal jama’ah meyakini bahwa petunjuk dan kesesatan, itu semua dengan izin dan kehendak Allah. Tidak ada yang mewajibkan hal itu atas diri Allah. Semua itu dengan izin dan kehendak Allah. Hidayah ditangan Allah, kesesatan dengan izin Allah.
Allah subhanahu wa ta’ala yang memberikan hidayah kepada yang dikehendakiNya. Siapa yang diberikan hidayah oleh Allah, maka tidak akan ada yang bisa menyesatkannya. Dan barang siapa yang disesatkan oleh Allah, maka tentu tidak ada yang akan bisa memberikan hidayah kepadanya. Semua itu perbuatan Allah subhanahu wa ta’ala. Ini adalah bantahan kepada sekte Mu’tazilah yang mewajibkan sesuatu yang terbaik bagi seorang hamba atas Allah. Jadi Allah wajib memberikan yang terbaik untuk hambanya.
Barang siapa yang mendapatkan hidayah, sungguh telah bahagia. Dan barang siapa yang disesatkan oleh Allah sungguh telah sengsara. Itu semua dengan izin Allah. Akan tetapi semua itu dengan izin Allah subhanahu wa ta’ala. Petunjuk adalah bentuk dari karunia Allah subhanahu wa ta’ala, adapun kesesatan merupakan keadilan Allah. Allah tidak mendzalimi hambaNya.
Merupakan ketentuan Allah subhanahu wa ta’ala bahwa sebab-sebab mendapatkan hidayah telah dijelaskan dan sebab-sebab kesesatan pun telah dijelaskan. Kemudian Allah memberikan kepada hambaNya pilihan dan kehendak. Tapi semua dibawah kekuasaan dan kehendak Allah. Dan bila mereka mengikuti jalan kebaikan, maka Allah akan mudahkan jalan petunjuk baginya. Tapi bila dia mengikuti jalan kejahatan, maka kesesatan yang akan menimpa dia. Semua hal itu sesuai dengan prilaku dan perbuatan seorang hamba. Maka Allah subhanahu wa ta’ala memudahkan bagi dia kepada sesuatu yang merupakan pilihan dia. Tapi semua itu terjadi atas izin Allah subhanahu wa ta’ala.
Kenapa Allah Sesatkan dia?
Allah subhanahu wa ta’ala telah menjelaskan:
فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا ﴿٨﴾
“maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.” (QS. Asy-Syams[91]: 8)
Kemudian kita diberi pilihan. Maka Allah tidak dzalim. Allah subhanahu wa ta’ala menjelaskan didalam Al-Qur’an:
…فَيُضِلُّ اللَّـهُ مَن يَشَاءُ وَيَهْدِي مَن يَشَاءُ ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ ﴿٤﴾
“...Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dialah Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Ibrahim[14]: 4)
Akan tetapi sebagaimana yang telah kita jelaskan tadi, kita memiliki pilihan, ikhtiar. Maka tempuhlan jalan-jalan hidayah itu. Tinggalkan jalan-jalan kesesatan. Dengan seperti itu tentu seseorang akan sampai kepada tujuan yaitu petunjuk tersebut. Memohonlah kepada Allah. Bila terbuka pintu kebaikan, ikuti. Bila terbuka pintu kejahatan, jauhi. Dalam hal ini suatu hal yang bisa kita fahami secara logika adalah bahwa manusia mempunyai pilihan.
Kalau ada dua pilihan dalam urusan bisnis misalnya, bisnis yang menguntungkan dan yang satu adalah bisnis yang merugikan, maka kita yakin bahwa tidak ada orang yang waras akalnya memilih bisnis yang merugikan. Kecuali orang yang akalnya sudah rusak. Ini dalam urusan dunia. Kita menerima hal yang seperti itu dan memahami. Kenapa dalam urusan agama kita justru membalik masalah? Sering kali kita mengkritisi takdir Allah. Kita sering bertanya mengapa Allah sesatkan dia? Oleh karena itu petunjuk adalah semata-mata karunia dari Allah dan kesesatan adalah keadilan Allah. Maka memohonlah hidayah kepada Allah. Sebagaimana kata Allah subhanahu wa ta’ala di dalam sebuah hadits qudsi:
يَا عِبَادِى كُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلاَّ مَنْ هَدَيْتُهُ فَاسْتَهْدُونِى أَهْدِكُمْ
“Wahai hamba-Ku, kalian semua sesat kecuali orang yang telah Kami beri petunjuk, maka hendaklah kalian minta petunjuk kepada-Ku, pasti Aku memberinya.” (HR. Muslim)
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ ﴿٦﴾
“Tunjukilah kami jalan yang lurus,” (QS. Al-Fatihah[1]: 6)
Semua makhluk selalu berada didalam lingkarang kehendak Allah subhanahu wa ta’ala. Baik antara karunia dan keadilan. Artinya ketika dia mendapatkan kebaikan semata-mata karunia dari Allah, dia mendapatkan kejelekan, semata-mata keadilan Allah subhanahu wa ta’ala.
Menit ke – 16:45
Simak Penjelasan Lengkapnya dan Download MP3 Kajian Tentang Kehendak Allah Terhadap Hidayah dan Kesesatan – Syarah Aqidah Thahawiyah
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/45241-kehendak-allah-terhadap-hidayah-dan-kesesatan/